Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
(Muqoddimah..)
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdullilahirobbil alamin, alhamdullilahiladi hada nalihada wama kuna
linahtadia laula anhadanalloh lakod’ja adrosuluhu robbina bilhako,
wanudu antil kumuljanatu uristumuha bima kuntum takmalun, ashadu ala ila
haillaloh wa ashadu ana muhammadan abekduhu warosuluh solallohu alaihi
wasalam wa ala alihi wassalam wa ashabihi amma ba'du...
· Pertama-tama kita bersyukur ke hadirot Allah subhanahu wata’ala yang
telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan segala ni’matNya kepada kita semua
baik berupa nikmat kesehatan, kelonggaran, kekayaan, kewarasan, keimanan dan juga pol-polnya nikmat sebagai rajanya nikmat, yakni kita masih diberikan nikmat hidayah Qur’an Hadits yang berbentuk Jama’ah ini.
Kita diberikan hidayah Qur’an Hadist yang berbentuk Jama’ah merupakan
suatu kenikmatan yang tak tertandingi, sebab tidak semua orang diberi
oleh Allah.
Dan masih banyak lagi nikmat2 yg tak bisa saya sebutkan. Seberapapun
banyak nikmat yang Allah berikan, yang terpenting adalah seberapa besar
kita bisa mensyukuri pada nikmatan2 Allah tersebut. Allah berjanji bagi
hamba yang mau bersyukur, maka Allah akan menambah pada nikmatNya.
Sebaliknya jika seorang hamba tidak mau bersyukur maka Allah akan
mendatangkan siksaNya.. Semua itu kita syukuri dengan ucapan
Alhamdulillahi robbil ‘aalamin..
· Yang kedua kalinya, kita bersyukur kepada para perantara agama dari Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, para Tabi’in, Tabi’it tabi’ahum, para ulama, para Muballighin dan Muballighoh. Terutama mubaligh besar kita, Bapak KH. Nurhasan Al Ubaidah Lubis
yang telah membawa Qur’an Hadits Jama’ah ini dari Mekah Madinah sampai
ke Negara Indonesia (sekarang diteruskan oleh putranya yaitu Bapak H.M.
Abdul Azis Sultan Aulia).
Dan semua perantara agama yang dengan gigihnya telah mendatangkan agama
Allah hingga sampai kepada kita semua, yg berperjuang dengan
mengorbankan waktu, tenaga, pemikiran, harta benda dan bahkan nyawa
mereka, semuanya kita syukuri Alhamdulillahi jaza Humullohu Khoiro…
Semua itu harus kita syukuri, sebab belum dikatakan syukur pada Allah sebelum bersyukur pada manusia, sebagaimana sabda Nabi :
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسِ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ *رواه احمد
Barang siapa yang belum bersyukur kepada manusia sama halnya belum bersyukur kepada Allah (HR. Ahmad)
· Ketiga kalinya tidak lupa saya bersyukur kepada para hadirin, Bapak2,
Ibu2 dan seluruh Jama’ah muda- mudi yang telah sak dermo karena Allah
untuk menghadiri pengajian muda-mudi pada malam ini, atas amal sholihnya
saya syukuri Alhamdulillah jazaahumullahu khairan, Semoga Allah memberi
manfaat dan barokah..
Dan saya ingatkan kembali supaya kita benar-benar niat sak dermo karena
Allah mengharapkan surganya Allah dan takut siksanya Allah.
"Yarjuna Rohmatahu Wayauqofuna Adaba".
Semata-mata untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT. supaya bisa masuk surga selamat dari api neraka.
Allah tidak akan menerima amalan yang tidak murni muclis karena Allah,
Maka dari itu supaya hatinya benar-benar di totoh jangan sampai salah
niat, berubah niat atau bahkan tanpa niat.
*********
Adapun nasehat dan ajakan saya disini sak dermo menyambung nasehat
ajakan Bapak Pengatur kita satu-satunya jama’ah agar bisa selalu tetap
menetapi, memerlukan dan mempersungguh Qur’an Hadits Jama’ah karena
Allah sampai pol ajal matinya masing-masing.
Dan untuk menetapi Qur’an Hadist Jama’ah ini Bapak pengatur kita telah
mencanangkan 5 PROGAM atau sering kita dengar sebagai Lima Bab. Progam
itu tidak ngawur melainkan ada dasarnya dan pedomannya yaitu dasar
Qur’an dan Hadits Nabi. Adapun perincian Lima Bab itu adalah ngaji,
ngamal, membela, sambung dan toat.
1. Mengaji Alqur'an Hadist
Ngaji identik dengan istilah belajar, namun jelas tidak sama. Ngaji
adalah belajar yang amat spesial, karena mempelajari materi-materi
keagamaan, tepatnya agama Islam.
Ngaji/mencari ilmu itu wajib bagi kita semua orang mulai dari kecil sampai mati
tinggi atau rendahnya derajat seseorang bukanlah diukur dengan harta
atau jabatanya tetapi tinggi atau rendahnya derajat orang itu sesuai
dengan ilmu dan akhlak yang dia miliki. Satu hal yang harus kita ingat
ketika kita tidak memiliki ILMU maka kita seperti orang yang tersesat di
HUTAN BELANTARA dan ketika kita memiliki ilmu maka kita seraya
menggenggam DUNIA
Tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin
Mencari ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim (HR. Muslim)
Adapun hasil ngaji itu banyak sekali antara lain :
a. Menambah pengetahuan
b. Menghilangkan kebodohan
c. Mengesahkan amalan
d. membedakan halal-haram, mulia-hina, pahala-dosa
e. Menjamin sahnya pengamalan ibadah yang dikerjakan, sebab suatu amalan
ibadah yang tidak didasari pengetahuan ilmu/ dalilnya tidak diterima
Allah.
f. Menjaga kemurnian agama Islam, menghindari ro’yu, angan-angan,
pendapat atau liberalisasi dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.
g. Menguasai ilmu Quran Hadist merupakan syarat mutlak hidupnya agama Islam dan tegaknya keimanan seorang Muslim.
h. Dengan mengetahui dasar dalil dalam Quran & Hadist para jamaah
akan memahami hak dan kewajiban masing-masing sebagai orang Islam,
sehingga jamaah mudah dinasehati, diarahkan dan diajak untuk beribadah
dan beramal sholeh.
i. Dengan menguasai ilmu Quran & Hadist masing-masing jamaah dalam
beribadah tidak semata terpaku pada figur ulama’, kyai atau pimpinannya.
j. Mengaji Quran Hadist memang merupakan kewajiban pokok dalam Islam
k. Berkurangnya amalan yang jelek (kemaksiatan) dan masih banyak lagi manfaatnya.
Suatu ketika, Nabi Sulaiman ditawari oleh Allah untuk memilih antara
ilmu, harta, dan tahta. Nabi Sulaiman dengan tegas memilih ilmu, dan
pilihan tersebut terbukti adalah yang terbaik.
Ilmu Lebih Baik Daripada Harta
Keutamaan ilmu atas harta dapat diketahui dari beberapa segi:
· Pertama : Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang-orang kaya.
· Kedua : Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta menjaga hartanya.
· Ketiga : Harta akan habis dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu akan bertambah jika diajarkan.
· Keempat : Apabila meninggal dunia, pemilik harta akan berpisah dengan
hartanya, sedangkan ilmu akan masuk bersamanya ke dalam kubur.
· Kelima : Harta dapat diperoleh orang-orang mukmin maupun kafir, orang
baik maupun orang jahat. Sedangkan ilmu yang bermanfaat hanya dapat
diperoleh orang-orang yang beriman.
· Keenam : Orang yang berilmu dibutuhkan oleh para raja dan selain
mereka, sedangkan pemilik harta hanya dibutuhkan oleh orang-orang
miskin.
· Ketujuh : Nilai orang kaya ada pada hartanya dan nilai orang yang
berilmu ada pada ilmunya. Apabila hartanya lenyap, lenyaplah nilainya
dan tidak tersisa tanpa nilai, sedangkan orang yang berilmu nilai
dirinya tetap langgeng, bahkan nilainya akan terus bertambah.
· Kedelapan : Tidaklah satu orang melakukan ketaatan kepada Allah
Ta'ala, melainkan dengan ilmu, sedangkan sebagian besar manusia berbuat
maksiat kepada Allah lantaran harta mereka.
· Kesembilan : Orang yang kaya harta selalu ditemani dengan ketakutan
dan kesedihan, ia sedih sebelum mendapatkannya dan merasa takut setelah
memperoleh harta, setiap kali hartanya bertambah banyak, bertambah kuat
pula rasa takutnya. Sedangkan orang yang kaya ilmu selalu ditemani rasa
aman, kebahagiaan, dan kegembiraan.
Ilmu itu ada tiga, selain itu hanyalah keutamaan, dan yang tiga itu adalah :
ayat untuk menghukumi berupa Al-Qur’an,
Sunnah yang tegak yaitu Al-Hadits
dan juga pembagian harta waris yang adil.
Al-Qur’an itu merupakan kalamnya Allah yang berisi perintah, larangan
dan cerita. Perintah wajib kita laksanakan, larangan wajib kita jauhi,
dan cerita wajib kita percayai.
Sedangkan Hadits itu ucapan nabi, tingkah laku nabi, ikrar nabi dan juga
cita-cita nabi. Dan barang siapa yang mau menetapinya maka dia akan
masuk surga.
Adapun ilmu faroid itu telah tercantum didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Dan jangan sampai kita tidak ingin mencari ilmu (ngaji).
Sebagaimana sabda nabi :
Jadilah kamu orang yang alim (mubaligh/mubalighot)
Kalau tidak bisa, jadilah orang yang belajar (jama’ah biasa)
Dan kalo tidak bisa, jadilah orang yang mendengarkan / mustamik
Dan jika tidak mampu jadilah orang yang senang pada pengajian.
Dan jangan jadi orang yang kelima, yaitu orang yang rugi yang tidak bisa mengerjakannya.
Dan yang terakhir,
Ngajilah, sebelum anda di ngajiin.. Hahaha
2. Mengamalkan Alqur'an Hadis
Setelah kita mengaji dan mengetahui ilmunya yaa wajib untuk kita amalkan
terus-menerus sampai tutup pol ajal kita masing-masing, teman-temannya
di ajarin, dibimbing, di kasih tahu, di nasehati.
Jika kita memberikan seekor ikan pada seseorang, maka anda memberikan makan padanya cukup 1 hari.
Tapi jika anda mengajarinya cara menangkap ikan, maka anda memberikannya makan untuk seumur hidup..
Kita juga kenal dengan salah satu dari khulafa urrasyidin yaitu ALI bin
ABI THOLIB beliau dijuliki BAABUN ILMU, tetapi beliau berkata
barangsiapa yang mengajarkan satu ALIF saja kepada saya maka saya akan
memanggilnya guru.
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama ini adalah nasehat”
Dengan nasehat, maka agama ini akan tegak
“ Inna zikra tanfa’ul mukminin”
sesungguhnya nasihat itu bermanfaat bagi orang beriman..
Andai kata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya,
kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan
ada para pemberi nasehat.
Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak
akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah, tidak ada yang
mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari
memaksiati-Nya..
Jika kita melihat orang yang berbuat salah terus kita diamkan atau masa bodo, yaa kita salah juga..
وَالْعَصْرِ (1)
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.(QS. Al ‘Ashr 103:1-3)
Dalam pengamalan kita harus mempunyai pedoman, penertiban, peningkatan dan penggemblengan.
a) Penertiban yaitu amal ibadah kita haruslah lebih tertib dari
sebelumnya, ditertibkan ngajinya, ditertibkan sholatnya, juga
ditertibkan ibadah-ibadah sunnahnya dan lain-lain
b) Peningkatan yaitu semakin lama dalam jama’ah kita harus lebih
meningkatkan kefahaman kita, lebih meningkatkan amalan-amalannya yang
akan memasukkan kita kedalam surga.
c) Penggemblengan yaitu sebagai orang jama’ah kita digembleng untuk jadi
orang yang baik, bisa hidup apa adanya, bisa menerima segala pemberian
dari Allah tidak mengerutu dan tidak terlalu ngoyo yang penting bisa
ibadah jangan hanya ingin hidup mewah dan berfoya-foya. Ingatlah bahwa
dunia ini hanya sementara dan yang kekal adalah diakhirat surga dan
neraka itu.
3. Membela Alqur'an Hadis
Dalam menetapi Qur’an Hadits Jama’ah ini juga perlu pembelaan sebab
agama ini merupakan benda mati, tidak bisa bergerak kalau tidak dibelani
ya tidak akan bisa berkembang.
Jahidu fisabilillahi biam walikumwa angfusikum
Artinya : “Kalian membelalah di dalam Sabilillah dengan harta dan diri kamu sekalian.”
Dalam pembelaan kita harus punya perinsip Sabar, Benar dan Berani.
* Benar yaitu agama yang kita bawa dan kita perjuangkan itu harus agama yang benar.
* Berani/Kendel yaitu dalam memperjuangkan agama haruslah jadi orang
yang pemberani, karena jika agama dipegang oleh orang yang lacut dan
curang maka agama ini tidak akan bisa berjalan dan berkembang.
* Sabar/Tabah yaitu untuk memperjuangkan Qur’an Hadits Jama’ah ini perlu
kesabaran dan ketabahan sebab jika tidak sabar ya mana mungkin akan
bisa berkembang seperti sekarang ini .
Dan bila kita mati semua amalan itu akan putus kecuali ada tiga perkara yaitu:
+) Shodaqoh Jariah yaitu amalan ini akan tetap mengalir walaupun kita
sudah mati. Contohnya kita membangun masjid, baik shodaqoh harta, tenaga
dan sebagainya.
Barang siapa yang membangun masjid di duniaanya, maka Allah membangunkan
untuknya rumah di surga.Untuk itu kita harus lebih, lebih memperbanyak
shodaqoh kita.
+) Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang kita pelajari dan yang dapat
kita sampaikan pada orang lain serta dapat kita amalkan / praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya jadi orang mubaligh dan
mubalighot.
+) Anak yang sholeh dan sholeha yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
4. Sambung Jamaah
Man aroda buhbu nataljannata falyal zamil jama’ah
Artinya : “Barang siapa yang ingin masuk ke tengah-tengahnya surga maka tetapilah jama’ah.”
Wayadulloohi ‘Alal Jamaa’ah, Waman Syadda Syadda Ilan Naar(i)
Yang artinya: “Dan tangan (pertolongan) Alloh atas Al-Jama’ah, dan
barangsiapa yang membelot, maka ia membelot ke neraka”. (HR. Tirmidzi)
Istilah-istilah yang digunakan di LDII seperti istilah jamaah, sebenarnya itu juga digunakan oleh khalayak umum.
Contoh : Masjid Jamaah, apabedanya dengan Masjid Jami’ dan sebagainya,
bahkan di TRans TV ada ustadz yang dengan serta merta meneriakkan kata
“Jamaaaaaaah….” sambil memutar-mutar tangannya, yang ditonton ribuan
mata.
Sambung dan ngaji itu telah ditentukan waktunya baik dikelompok, desa
daerah ataupun sambung pusat. Dan sambung itu banyak manfaatnya antara
lain :
1. Sebagai penyaksian imam terhadap rukyah-nya
2. Bisa cepat menyelesaikan masalah dan masih banyak manfaat yang lain
5. Taat
Ya ayyuhalladzina amanu atiulloha wa atiurrosula wauu lilamri mingkum
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kalian toatlah pada Alloh, Rosul, dan orang yang mengatur perkara kamu sekalian.”
· Thoat Allah itu wajib, mutlak disembah dan dithoati semua perintahnya
sak pol kemampuannya dan larangannya dijauhi sejauh-jauhnya.
· Tohat Rasul itu tidak wajib disembah tapi wajib di thoati, dan thoat imam itu selama perintahnya tidak maksiat.
· Dan bagi ibu-ibu supaya thoat pada suaminya masing-masing, bisa boso
yang baik dan jangan suka memerintah pada suaminya. baik didepan orang
banyak ataupun ber-hadapan sendiri.
· Bagi anak-anaknya supaya thoat pada orang tuanya
Cukup sekian apa yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan dalam
bertuturkata, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan apabila ada
lebihnya itu semata-mata rahmat dari Alloh SWT.
Wabilahitofik wal hidayah wassalamu’alaikum wr. Wb.