4 Tali Keimanan

 
Bagi kita yang sudah diberi hidayah bisa menetapi Agama Islam yang benar supaya dijaga jangan sampai lepas. Supaya tidak lepas hidayah ini supaya selalu diramut, dijaga dan di ikat dengan 4 (empat) tali keimanan , yaitu :
1. Bersyukur
2. Mengagungkan
3. Mempersungguh
4. Berdoa




1. Bersyukur

Yang dimaksud syukur disini adalah mensyukuri pemberian Alloh yang berupa hidayah/Qur’an Hadits Jama’ah. Adapun syukur dengan ucapan adalah menyebutkan kalimat : الحمد لله berdasarkan dalil :

الْحَمْدُ رَأْسُ الشُّكْرِ مَا شَكَرَ اللهَ عَبْدٌ لاَ يَحْمِدُهُ . رواه البيهقى
Artinya : memuji itu polnya syukur, tidak bersyukur pada Alloh hamba yang tidak memujinya.


الْحَمْدُ عَلَى النِّعْمَةِ اَمَانٌ لِزَوَالِهَا. رواه الديلمى
Artinya : memuji atas nikmat mengamankan hilangnya nikmat.


Sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah selalu menertibkan dan meningkatkan kewajiban-kewajiban ibadah (mento’ati peraturan-peraturan Alloh, Rosul, dan peraturan-peraturan dalam jama’ah) dengan hati ridlo sak dermo, karena Alloh dan riang gembira. Sebagaimana Rosululloh SAW walaupun sudah diampuni dosa-dosanya, tetapi beliau terus meningkatkan ibadahnya kepada Alloh, meningkatkan sholat lail nya sampai kedua tumit dan telapak kakinya pecah, ketika ditanyai oleh Aisyah beliau menjawab :

اَفَلاَ اَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا. رواه البخارى
Artinya : bukankah aku ini hamba yang bersyukur.. :)



Kita wajib bersyukur kepada Alloh sebab dengan bersyukur itu Allloh menambah nikmatnya, ridlo, Alloh akan membalas dengan surga dan Alloh tidak menyiksa, sebaliknya kalau kita tidak bersyukur berarti kufur, Alloh murka, Alloh akan mencabut nikmatNya dan menyiksa (memasukkan ke dalam neraka) Alloh berfirman :

لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ * سورة ابراهيم 7

اِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ اْلكُفْرِ وَاِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُُمْ … الأية الزمر 7

مَا يَفْعَلُ اللهَ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَءَامَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا * سورة النساء 147




2. Mengagungkan


Yang dimaksud mengagungkan disini adalah mengagungkan hidayah Alloh (Qur’an Hadits Jama’ah) artinya QHJ harus lebih diutamakan, lebih dipolkan, dinomor satukan, didahulukan dari pada kepentingan-kepentingan yang lain. Tidak dihina, tidak di remehkan, tidak dijatuhkan, tidak dilalaikan tidak dinomor duakan berdasarkan sabda Rosululloh SAW

عَنْ اَنَسِ بْنُ مَالَكٍ قاَلَ قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى اَكُونَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ ، وَوَالَدِهِ ، وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ * رواه مسلم فى كتاب الإيمان
Artinya : kalian tidak dikatakan iman sehingga kalian lebih mencintai aku Nabi mengalahkan mncintai anak, orang tua, dan semua menusia .


Adapun praktek mengagungkan Qur’an Hadits Jama’h adalah mengerjakan perintah Alloh, menjauhi larangan agama dengan hati ridlo, sakdermo,senang, longgar, merasa ringan/ tidak merasa berat dan tetap karena Alloh.



Mengagungkan Qru’an Hadits Jama’ah berarti mengagungkan syairulloh dan mengagungkan semua yag diagungkan oleh Alloh yang didalamnya termasuk :

Qur’an dan Hadits (mengagungkan, mengepolkan hokum-hukum/.peraturan-peraturan dalam Qur’an Hadits dan Mushafnya. Kitabnya supaya diramut yang baik, diberi sampul yang baik, ditempatkan ditempat layak dan ditempakan di tempat yang lebih tinggi.

Mengagungkan sya’irulloh yang berupa masjid dan tempat-tempat ibadah (supaya dijaga kesuciannya, kerapiannya dan selalu digunakan untuk beribadah seperti : sholat berjama’ah, membaca Al qur’an, untuk iktikaf dll.


Mengagungkan syairulloh berupa para Imam, pengurus, oragn yang diberi dapukan dalam jama’ah (bias menerima semua ijtidad-ijtihad yang tidak ma’syiyat dengan hati ridlo dan mentho’ati dengan hari niat mukhlis lillah karena Allah, bisa menjaga kewibawaan Imam, pengurus tidak merusak, tidak menghina, tidak meremehkan. Berdarkan sabda Rosululloh SAW :


السُّلْطَانُ ظِلُّ الله فى اْلأَرْضِ فَمَنْ اَكْرَمَهُ اَكْرَمَهُ اللهُ وَمَنْ اَهَانَهُ اَهَانَهُ اللهُ * رواه الطبرانى
Artinya : barang siapa yang memuliakan Imam, maka Alloh akan memuliakan padanya, dan barang siapa yang menghinakan/meremehkan Imam maka Alloh akan menghinakan padanya.


حَامِلُ الْقُرْاَنِ حَامِلُ رَايَةَ اْلإِسْلاَمِ مَنْ اَكْرَمَهُ فَقَدْ اَكْرَمَهُ اللهُُ وَمَنْ اَهَانَهُ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ * رواه الديلمى
Artinya : pembawa Alquran (mubaligh, mubalighot) itu pembawa bendera agama islam. Barang siapa yang memulakannya berarti dia telah memuliakan Alloh dan barang siapa yang menhinanya maka dia akan mendapatkan laknat Alloh.

Adapun hasilnya mengagungkan kepada yang berhak di ta’dzimi adalah menambah ketaqwaan dan mati sewaktu-waktu masuk ke dalam surga selamat dari neraka. Berdasarkan dalil

وَمَنْ يُعَظِّمْ شعائر الله فإنها من تقوى القلوب * سورة الحج 32




3. Memerlukan dan mempersungguh

Yang dimaksud memerlukan dan mempersungguh adalah berusaha mengamalkan Qur’an Hadits Jam’ah sampai berhasil (terlaksana/kelakon) secara lahir batin.
Umpama tidak sempat, ya disempat-sempatkan
Umpama tidak kuat, ya di kuat-kuatkan
Umpama tidak bisa, ya dibisa-bisakan
Umpama tidak faham, ya difaham-fahamkan
Umpama tidak mantap, ya dimantap-mantapkan
Umpama tidak mau, ya dimau-maukan
Umpama tidak masuk, ya dimasuk-masukkan . sehingga bisa kelakon.



Contoh :
*seharian penuh bekerja, badannya capek, tetapi masih memerlukan dating ke tempat pengajian, tidak mengantuk, ngobrol, ngelamun.

*pada waktu 1/3 malam yang akhir memerlukan untuk sholat malam, do’a malam.

*ketika mendapatkan rizqi, memerlukan tuk infaq sodaqoh.

sekarang ini.. sudah memasuki zaman akhir, pelanggaran dan kemaksiyatan sudah marajalela dimanamana, tapi memerlukan menghindari pelanggaran dan kemaksiyatan.

Hasilnya jika kita memerlukan dan mempersungguh di dalam menetapi kewajiban beribadah, maka Alloh akan memberikan pertolongan, memberikan kemudahan, memberikan barokah sehingga tetap dalam keimanan bahkan semakin lama semakin mantap, semakin yakin, semakin tertib, semakin senang, hidupnya penuh barokah sampai khusnulkhotimah, akhirnya masuk surga selamat dari neraka. Berdasarkan dalil :

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوا فِيْناَ لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا * سورة العنكبوت 69
Artinya : dan barang siapa yg mempersungguh di jalan-Ku (Allah) niscaya akan Aku tunjukkan jalannya.


يَابْنَ اَدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي اَمْلأْ صَدْرَكَ غِنَى وَاَسَدَّ فَقْرَكَ وَاِنْ لمَ ْتَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلاً وَلَمْ اَسُدَّ فَقْرَكَ * رواه ابن ماجه
Artinya : Wahai anak Adam sempatkanlah (perlukanlah) ibadah kepadaku (Allah) maka aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku akan menutup kefakiranmu, dan kalau kamu tidak mengerjakannya maka Aku (Allah) akan memenuhi hatimu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.

Kalau kita memerlukan dan mempersungguh dalam menetapi kewajiban beribadah, malas, sembrono, gampang mbledong maka Alloh akan semakin menyimpangkan, menambah malasnya, tambah sembrono hingga keimanannya,dan hidayahnya dicabut oleh Alloh akhirnya bisa murtad, hidupnya tidak barokah سوء الخاتمة akhirnya mati masuk neraka. Na’udzubillahimindzaliik.. ,Berdasarkan dalil firman Allah dalam Alquran :

فَلَمَّا زَاغُوا اَزَاغَ اللهُ قُلُُوبَهُمْ وَاللهُ لاَ يَهْدِي اْلقَوْمَ الفَاسِقِيْنَ * سورة الصف
Artinya : Barang siapa yang menyimpang, maka Allah akan simpangkan sekalian hatinya dan Allah tidak memberi petunjuk kaum yang fasik.





4. Berdo’a

Yang dimaksud berdo’a disini adalah memohon kepada Allah agar kita ditetapkan dalam keimanan sampai ajal mati kita masing-masing dan mati sewaktu-waktu berhasil masuk surga selamat dari neraka. Berdasarkan sabda Rosululloh SAW :

إِنَّهُ لَيْسَ اَدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أَصَبِعَيْنِ مِنْ اَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ اَقَامَ وَمَنْ شَاءَ اَزَاغَ * رواه الترمذى

Artinya : tidak ada seorang pun dari anak cucu adam kecuali hatinya ada diantara dua jari dari beberapa jari Allah, maka barang siapa yang dikehendaki Allah, maka Allah akan menetapkan hatinya dalam keimanan, dan barang siapa yang dikehendaki Allah, maka Allah akan menyimpangkan hatinya dari keimanan.

Perlu disadari bahwa keimanan itu kadang diatas dan kadang dibawah (وأن الإيمان يزيد وينقص. رواه مسلم) bertambahnya keimanan ditandai dengan adanya ketho’atan dan ketertiban ibadahnya, dan kurangnya keimanan ditandai dengan adanya pelanggaran-pelanggaran, kemaksyiatan akhirnya Alloh menyimpangkan hatinya sehingga keluar dari keimanan, mati sewaktu-waktu masuk neraka maka kita supaya selalu berdo’a kepada Alloh dengan do’a minta ditetapkan dalam keimanan, seperti :

…رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْناَ عَلىَ اْلقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ * سورة البقرة 250

… يَا مُقَلِّبَ اْلقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ . رواه الترمذى



Dan supaya difahami bahwa Allah berjanji akan mengabulkan do’anya orang iman. Dan berdo’a itu merupakan kewajiban ibadah yang harus di amalkan berdasarkan firman Alloh :

وَقَالَ رَبُّكُمْ اُدْعُونِي اَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ * ءورة الغافر 60
Artinya : dan tuhanmu telah berfiman : kalian berdo’alah kepadaku pasti akan aku kabulkan do’amu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari ibadah kepadaku (orang-orang yang tidak mau berdo’a) mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam keadaan hina.

إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ * رواه البخارى
Artinya : sesungguhnya berdo’a itu adalah ibadah

ادْعُوا اللهَ وَاَنْتُمْ مُوْقِنُونَ بِا ْلأِِجَابَةِ وَاعْلَمُوا اَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ * رواه الترمذى
Artinya : kalian berdo’alah kepada allah dengan keyakinan bahwa do’a kalian dikabulan, dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lupa lagi lahan (tidak yakin/tidak khusyu’)


Dan supaya diketahui bahwa cara Alloh mengabulkan do’a itu ada 3 :
*Alloh langsung memberi apa yang diminta
*Alloh menyimpan / menunda apa yang diminta dan memberikannya nanti di akhirat.
*Alloh mengganti dengan yang lain yang lebih baik.


Source